Jumat, 05 Desember 2008

TENTANG LUPUS

Systemic Lupus Erythematosus
Systemic Lupus Erythematosus Ditandai dengan bintik-bintik merah pada kulit muka yang kelihatan seperti bekas gigitan serigala ( nama ‘Lupus’ berasal dari kata ‘serigala’ dalam bahasa Latin ), systemic lupus erythematosus (SLE) lebih sering menyerang para wanita muda. Biasanya gejala-gejala penyakit ini antara lain ialah demam, radang sendi, sariawan, bintik-bintik merah pada kulit dan hitungan darah yang rendah. Organ tubuh utama yang terpengaruh oleh SLE termasuk ginjal, otak, paru-paru serta jantung, dan berakibat lebih serius. Sewaktu penyakit ini sedang aktiv, pasien umumnya sering merasa tidak sehat ; letih dan hilang nafsu makan dan berat badan pun menurun. Pasien dapat merasa terbebani oleh penyakit tersebut dan menjadi sedih.
Penyebab SLE tidak diketahui tetapi ada banyak faktor yang mengakibatkan serangan atau terjadinya penyebaran penyakit tersebut. Faktor-faktor ini termasuk infeksi, obat-obatan, perubahan hormon, stress dan cahaya matahari yang berlebihan . Jika SLE terjadi pada wanita semasa kemampuan beranak, persoalan kehamilan dan lupus sangatlah penting karena penyakit ini dapat menjadi lebih parah semasa hamil jika tidak diawasi dengan baik sebelumnya. Penyebaran penyakit ini terjadi pada waktu postpartum. Sebagian penderita SLE secara bersamaan memiliki anti-phospholopid sindrom yang merupakan penyakit imun lain berhubungan dengan keguguran kandungan berulang dan masalah trombosit , seperti urat darah trombosit, stroke dan penggumpalan darah di paru-paru .
Penderita SLE seharusnya memastikan bahwa mereka mendapatkan istirahat yang cukup selama penyakit tersebut sedang aktiv, menghindari cahaya matahari yang berlebihan, mengkonsumsi pola makan yang seimbang dan olahraga secara teratur. Perawatan lupus dengan obat-obatan mencakup penggunaan non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs) untuk meredakan radang sendi dan sakit encok ; steroid untuk penyakit yang lebih serius seperti hitungan darah yang rendah dan terlibatnya organ tubuh utama ( ginjal, otak dan paru-paru ). Untuk penyakit yang sangat berat, unsur-unsur immunosuppressive seperti cyclophosphamide, azathioprine, mycophenolate dan methotrexate seringkali dibutuhkan. Anti-malaria ( hydroxychloroquine dan chloroquine ) berguna untuk kulit dan penyakit sendi, dan mungkin memiliki manfaat lain dalam penampang lipid dan resiko trombosis. Penggunaan terapi biologi dalam menangani SLE kelihatan menjanjikan dengan unsur seperti Rituximab, Epratuzumab , Abatacept, dan anti-B-lymphocyte stimulator (Blys) yang menunjukkan kemanjurannya dalam mengatasi penyakit ini.

Tidak ada komentar: